Rabu, 27/05/2015 17:55 WIB
Jakarta -Saat ini banyak angkutan kapal laut yang membawa penumpang kondisinya tidak layak, khususnya ke rute perintis atau ke pulau-pulau kecil. Untuk itu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan anggaran Rp 4,7 triliun untuk membeli 60 kapal perintas baru.
"Kita sudah ada 50 kapal perintis. Tahun ini tambah 60 kapal. 10 kapal dari dianggarkan di APBN senilai Rp 1 triliun. Kemudian ditambah 50 kapal dari APBN Perubahan 2015 senilai Rp 3,7 triliun," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub, Harry Boediarto, saat diskusi 'Short Sea Shipping' di Menara KADIN, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Harry mengatakan, kapal bantuan Kemenhub ini, dirancang sangat layak bagi penumpang. Pihaknya menargetkan mampu menyediakan 190 kapal untuk angkutan penumpang perintis. Dengan adanya fasilitas kapal yang layak dan cepat, mobilitas warga bisa terjamin.
Selama ini, bila ada orang sakit keras harus menunggu jadwal kedatangan kapal yang lama, padahal harus di bawa ke rumah sakit dalam waktu segera dan cepat.
"Selama ini, kapal jarang. Kalau mau berobat ke pulau sebelah, nunggu 14 hari. Selama nunggu, mereka berdoa saja. Makanya, kita mau frekuensi diperbanyak untuk pulau berpenghuni, sama kecepatan," ujarnya.
"Kita sudah ada 50 kapal perintis. Tahun ini tambah 60 kapal. 10 kapal dari dianggarkan di APBN senilai Rp 1 triliun. Kemudian ditambah 50 kapal dari APBN Perubahan 2015 senilai Rp 3,7 triliun," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub, Harry Boediarto, saat diskusi 'Short Sea Shipping' di Menara KADIN, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Harry mengatakan, kapal bantuan Kemenhub ini, dirancang sangat layak bagi penumpang. Pihaknya menargetkan mampu menyediakan 190 kapal untuk angkutan penumpang perintis. Dengan adanya fasilitas kapal yang layak dan cepat, mobilitas warga bisa terjamin.
Selama ini, bila ada orang sakit keras harus menunggu jadwal kedatangan kapal yang lama, padahal harus di bawa ke rumah sakit dalam waktu segera dan cepat.
"Selama ini, kapal jarang. Kalau mau berobat ke pulau sebelah, nunggu 14 hari. Selama nunggu, mereka berdoa saja. Makanya, kita mau frekuensi diperbanyak untuk pulau berpenghuni, sama kecepatan," ujarnya.
Sumber: detik.com