Kirim Mobil | Ekspedisi FARHIYAtrans | Jasa Pengiriman Mobil Surabaya Jakarta Rute Seluruh Indonesia

'Kirim Kontainer dari Jakarta ke San Fransisco Lebih Murah Ketimbang ke Sorong'

Jumat, 12/06/2015 12:35 WIB

Kirim Kontainer dari Jakarta ke San Fransisco Lebih Murah Ketimbang ke Sorong

Jakarta -Bukan rahasia lagi biaya logistik di Indonesia masih sangat tinggi dibanding negara-negara di Asia lainnya. Sebagai contoh, untuk mengirim barang dari Jakarta ke Sorong lebih mahal, dibanding mengirim barang dari Jakarta ke San Fransisco.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldi Masita menuturkan, salah satu penyebab biaya logistik tinggi di Indonesia adalah adanya ketimpangan antara wilayah Barat dan Timur. Industri yang maju di kawasan barat Indonesia seperti Jawa dan Sumatera, tak sebanding dengan minimnya pertumbuhan ekonomi dan industri di Timur Indonesia. 

"Ada dua permasalahan logistik di kita itu. Yang pertama adalah infrastruktur, yang kedua yaitu imbalance atau ketimpangan antara Barat dan Timur," tutur Zaldi di acara diskusi Logistik di Wisma 88, Casablanca, Jakarta, Jumat (12/6/2015).

Zaldi menjelaskan, ketimpangan yang ada berakibat biaya logistik tinggi. Pengiriman barang dari Barat ke Timur tak sebanding dengan pengiriman sebaliknya, yaitu Timur ke Barat. Alhasil, biaya pengiriman jadi dua kali lipat. 

"Jadi kirim dari Jakarta ke Irian ada barangnya, tapi balik lagi ke Jakarta itu kosong. Jadi biayanya tinggi karena customer men-charge dua kali," tuturnya.

Berdasarkan pengalamannya, Zaldi mengaku pernah mengirim barang dari Jakarta ke Sorong Papua dan Jakarta ke San Fransisco, AS, sama-sama menggunakan kapal laut. Meski dari segi waktu lebih lama ke San Fransisco, namun biaya yang dikeluarkan justru lebih mahal ke Sorong, Papua.

"Ke San Fransisco itu kena Rp 15 juta karena baliknya ada barang. Kalau ke Sorong itu jadi Rp 20 juta, karena baliknya nggak ada barang, kosong. Padahal seharusnya Rp 10 juta," tutur dia

Dia berharap kepada pemerintah, selain membangun infrastruktur seperti pelabuhan, bandara di kawasan Indonesia Timur, juga mendorong pembangunan industri. 

"Karena percuma kalau infrastruktur bagus, tapi masih ada ketimpangan. Tidak ada permintaannya," kata dia.

Zaldi juga mengatakan, tak sedikit perusahaan yang harus tutup karena ketimpangan ini. Beberapa perusahaan yang bergerak di pesawat kargo mengalami kerugian dan pada akhirnya gulung tikar.

"Pernah ada dua atau tiga perusahaan 5-10 tahun lalu akhirnya mereka tutup karena dari sana (timur) balik ke baratnya kosong. Karena balancing ke timurnya nggak ada," katanya.

Sumber: detik.com

TRUSTED GALLERY





Show More Gallery »