Imam Wahyudiyanta Jumat, 08/05/2015 21:02 WIB
Kapal 'Tol Laut' pertama yakni Mutiara Persada III milik PT Atosim Lampung Pelayaran (ALP) mampu memangkas waktu tempuh Lampung-Surabaya 50% daripada perjalanan darat. Pengalaman naik kapal 'Tol Laut' selama 41,5 jam dituturkan oleh seorang sopir truk yang ikut dalam perjalanan tersebut.
Hari, seorang sopir truk tronton, satu dari 38 sopir lainnya yang merasakan pengalaman naik kapal 'tol laut' bersama truk dan angkutan barangnya.
Ia membenarkan bahwa perjalanan lewat laut memang lebih cepat dibandingkan perjalanan lewat darat dari Lampung-Surabaya. Bila lewat darat, harus menempuh selama 3-4 hari atau 72-96 jam. Sementara lewat laut hanya diperlukan waktu 41,5 jam.
"Memang sih cepat, dan bisa beristirahat lebih lama. Tapi saya bosan dan jenuh di dalam. Lagian belum ada TV-nya. Ada dudukan TV-nya tapi nggak ada TV-nya. Jadi nggak bisa nonton bola kemarin," kata Hari kepada detikFinance, di Pelabuhan Tanjung Perak, Jumat (8/5/2015).
Selain itu, yang disampaikan pria asal Lampung adalah makan yang dijatah. Hal itu berbeda dengan pengalamannya melalui perjalanan darat. "Kalau nyopir sendiri sih bisa berhenti di warung makan yang diinginkan," ujar Hari yang truknya membawa muatan jagung.
Sementara itu, Suwadi juga mengatakan hal yang tak jauh beda. Pria 38 tahun itu cukup bosan di dalam kapal. "Di dalam cuma makan, tidur, makan, tidur," ujar Suwadi.
Hari, seorang sopir truk tronton, satu dari 38 sopir lainnya yang merasakan pengalaman naik kapal 'tol laut' bersama truk dan angkutan barangnya.
Ia membenarkan bahwa perjalanan lewat laut memang lebih cepat dibandingkan perjalanan lewat darat dari Lampung-Surabaya. Bila lewat darat, harus menempuh selama 3-4 hari atau 72-96 jam. Sementara lewat laut hanya diperlukan waktu 41,5 jam.
"Memang sih cepat, dan bisa beristirahat lebih lama. Tapi saya bosan dan jenuh di dalam. Lagian belum ada TV-nya. Ada dudukan TV-nya tapi nggak ada TV-nya. Jadi nggak bisa nonton bola kemarin," kata Hari kepada detikFinance, di Pelabuhan Tanjung Perak, Jumat (8/5/2015).
Selain itu, yang disampaikan pria asal Lampung adalah makan yang dijatah. Hal itu berbeda dengan pengalamannya melalui perjalanan darat. "Kalau nyopir sendiri sih bisa berhenti di warung makan yang diinginkan," ujar Hari yang truknya membawa muatan jagung.
Sementara itu, Suwadi juga mengatakan hal yang tak jauh beda. Pria 38 tahun itu cukup bosan di dalam kapal. "Di dalam cuma makan, tidur, makan, tidur," ujar Suwadi.
Bila melalui perjalanan darat, Suwadi masih bisa membawa pulang uang sekitar Rp 500 ribu ke rumah. Tetapi untuk perjalanan laut, Suwadi mengaku bakalan tak membawa apa-apa.
"Untuk uang ceperan mungkin tak akan dapat kalau lewat laut. Tetapi untuk gaji, saya nggak tahu. Saya pikir perjalanan lewat laut ini menguntungkan bagi juragan (pengusaha), tapi tidak bagi pekerja (sopir). Semua teman saya di dalam juga bilang begitu," terang Suwadi.
Hari dan Suwadi tak bisa berbuat apa-apa, mereka percaya bahwa pemilik truk ke depannya sepertinya lebih suka memasukkan truknya ke kapal daripada melajukannya lewat darat.
"Kalau bisa tiketnya bisa dibikin lebih murah," pesan Suwadi.
Sumber : detik.com